skip to Main Content

Kizuna Project – Youth Exchange Project With Asia and North America

Dalam menuju restorasi dan rekonstruksi bencana gempa dahsyat di wilayah timur Jepang dan sekitarnya, pemerintah Jepang menyelenggarakan program interaksi dengan nama KIZUNA PROJECT dengan mengundang 10 ribu lebih pemuda dari mulai siswa SMA, mahasiswa dari wilayah Asia Pasifik , Amerika Utara sampai akhir bulan Maret 2013. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengertian international terutama mengenai rekonstuksi dan revitalisasi yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang.  Selain itu tujuan dari projek adalah mempererat pertalian antara masyarakat Internasional khususnya mengenai penanganan dan berbagi pengalaman bencana gempa bumi dan tsunami.

Untuk itu pemerintah Jepang mengundang perwakilan pemuda-pemudi Indonesia untuk turut berpartisipasi  dalam projek Kizuna tersebut. Mahasiswa universitas Al Azhar yang diwakili oleh Faza Fairuza Az Zahra dari Fakultas Psikologi dan ibu Sandra Herlina SS.MA dari Staff pengajar Sastra Jepang  yang menjadi Ketua Rombongan dalam projek tersebut. Adapun agenda yang dikuti oleh para partisipan antara lain adalah kunjungan ke daerah bencana di wilayah Chiba antara lain di Itako-Shi,  Katori-Shi, Sawara-shi dan wilayah lainnya. Selain itu dalam program ini para peserta juga mengikuti  seminar mengenai bencana dan workshop penangulangan dan menghadapi bencana .  Mengadakan kontak dan interaksi dengan masyarakat disekitar Ibaraki yang mengalami musibah tersebut.  Dari kunjungan tersebut kami masih dapat melihat bahwa sampai saat ini masih banyak proyek rekontruksi yang sedang berjalan .Kami juga dapat belajar dari kunjungan Kizuna Project tersebut adalah negara yang cepat mengadakan  revitalisasi dan konstruksi setelah bencana. Tidak seperti yang diembuskan oleh berita-berita sebelumnya bahwa Jepang sangat berbahaya dengan adanya pengaruh kebocoran nuklir di Fukushima, ternyata tidak terbukti. Pasca bencana gempa bumi dan tsunami,  rakyat Jepang mendapat pengalaman bencana tersebut dan  merubah sikap hidup dan pandangan hidup mereka bahwa kebersamaan dan saling tolong menolong adalah sesuatu yang amat berharga dalam kehidupan. Apapun  profesi kita, akan berguna bagi kehidupan orang banyak ketika kita menolong orang yang mengalami musibah tanpa mengharapkan balasan. Itulah yang dilakukan oleh orang Jepang ketika mereka mengalami musibah dua tahun yang lalu.

 

Back To Top