skip to Main Content

Sharing Seru deCODE Magazine Bersama Kak Martha Warta Silaban

  • UAI

Jakarta- (19/1) Universitas Al azhar Indonesia kedatangan tamu istimewa dari wartawan surat kabar Tempo yaitu Kak Martha Warta Silaban. Bertempat di Ruang Multimedia Prodi Ilkom Basement I, Kak Martha memberikan sharing tentang pengelolaan berita secara offline dan online, beliau juga berbagi pengalaman kariernya selama menjadi redaktur di Tempo. Acara yang dipandu oleh Bapak Nanang Haroni M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi , kedatangan beliau juga bertujuan memotivasi para mahasiswa khususnya yang tergabung dalam deCODE Magazine, CFM dan CTV untuk terus berkarya dalam menuliskan berita teraktual dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam sesi sharing singkat ini, mahasiswa yang tergabung dalam deCODE Magazine  ini diberi kesempatan untuk bertanya tentang penulisan berita. Bagaimana sebuah berita online dapat begitu cepat berproses, maupun saat sebuah surat kabar mampu memberikan berita aktual dan mengungkap fakta dalam sebuah kasus. Pabrik surat kabar yang sudah berdiri sejak tahun 1971 ini menjadi salah satu surat kabar yang sudah dipercaya oleh masyarakat. Kemampuannya dalam menguak sebuah kasus, maupun menghadirkan berita problematika tanah air telah banyak membuka pikiran masyakarat. Maka tak heran jika banyak dari masyarakat menyatakan aspirasi maupun keresahan mereka langsung ke kantor Tempo, dengan harapan dapat diberitakan untuk kemudian diketahui oleh publik.

Produksi surat kabar yang telah meraih penghargaan sebanyak lima kali untuk “Media Massa Terbaik dalam Berbahasa Indonesia”  dalam deretan surat kabar. Tak heran usaha Tempo dalam membangun integritas medianya patut diapresiasi. Di dalam penulisan berita online maupun offline tidak boleh memiliki narasumber yang sama, kalaupun sama beritanya harus ditulis dengan point yang berbeda di masing-masing media. Wartawan Tempo juga sangat menjunjung tinggi etika jurnalisme, dimana point pentingnya menurut kak Martha, adalah setiap berita yang memiliki kasus lebih dari seorang harus mampu merangkup dari kedua belah pihak, atau cover both side.

Beliau juga membagi strategi khusus bagaimana membedakan berita yang akan dicetak di majalah maupun berita yang akan diterbitkan secara online. Jika di majalah kita menulis sebuah kasus secara mendalam, maka dalam sajian online kita harus mampu menulisnya menjadi lebih singkat namun padat dikarenakan masyarakat yang membaca ingin sesuatu yang cepat dan praktis. Ditutup dengan acara foto bersama, kehadiran Kak Martha memberikan udara segar bagi generasi literasi dan jurnalis di masa depan.


Back To Top