Studium Generale “Cultural Relationship” oleh Mr. Martin Davidson (Chief Executive of the British Council)
Pada hari Kamis, 6 Oktober 2011 Universitas Al Azhar Indonesia menerima kunjungan resmi dari British Council Indonesia. Pada kunjungan kali ini Bapak Martin Davidson sebagai CEO dari British Council membagi pengetahuan yang beliau miliki melalui studium generale yang bertajuk “Cultural Relationship”. Pada kuliah umum ini, beliau mengungkapkan bahwa pada dasarnya sebuah hubungan budaya yang baik tidak akan efektif, jika hanya terjadi 1 arah. Mengapa? Karena, jika hanya 1 pihak yang menjalankan atau mau untuk membuka dirinya terhadap budaya lain dan tidak ada dukungan dari pihak lainnya, maka jalinan hubungan budaya ini akan sia-sia. Sebuah hubungan budaya yang baik hanya akan terjadi jika 2 belah pihak yang memiliki kebudayaan yang berbeda mau belajar serta memahami budaya yang lainnya. Melalui pemahaman inilah kita dapat menjalin hubungan budaya dengan semua manusia yang ada dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Mr. Martin Davidson datang ke Universitas Al Azhar Indonesia didampingi oleh beberapa orang staf ahli dari British Council. Beliau disambut oleh Dekan Fakultas Sastra, Drs. Murni Djamal, MA. Bersama dengan Bapak Murni, Bapak Martin mengadakan sedikit tur kecil melihat-lihat fasilitas yang ada di Universitas Al Azhar Indonesia. Bapak Martin sangat tertarik dengan adanya Pusat Bahasa Mandarin yang menjadi salah satu fasilitas yang ada di Universitas Al Azhar Indonesia. Di Pusat Bahasa Mandarin ini, beliau juga menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan beberapa orang staf Pusat Bahasa Mandarin yang didatangkan dari khusus dari Cina. Selain itu juga, beliau juga menyempatkan diri untuk bertemu dengan staf sekertariat dari Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia.
Setelah selesai memberikan kuliah umum mengenai “Cultural Relationship”, Bapak Martin bercengkrama dengan Bapak Prof. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc.E.E., selaku Rektor Universitas Al Azhar Indonesia. Perbincangan singkat ini terjadi beberapa saat sebelum beliau meninggalkan Universitas Al Azhar Indonesia.
