Dialog Sastra: Membincang Karya Hanna Fransisca Dalam “Identitas”
Rabu (06/11/13) ini, Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia kedatangan tamu istimewa dalam bidang sastra di Indonesia. Tamu istimewa tersebut adalah Ibu Hanna Fransisca, beliau adalah seorang penyair yang telah melahirkan banyak karya sasta. Adapun karya sastra beliau diantaranya adalah Benih Kayu Dewa Dapur (kumpulan puisi), Kawan Tidur (naskah lakon), dan Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina (kumpulan cerpen). Selain karya-karya yang telah dibukukan, beberapa karya lainya juga terbit di berbagai media, antara lain Kompas, Koran Tempo dan Suara Merdeka. Sebelumnya, beliau telah menerbitkan kumpulan puisi Konde Penyair Han (2010) yang menjadi Buku Sastra Terbaik pilihan Tempo 2010. Cerpen-cerpennya bisa ditemukan dalam antologi Kolecer & Hari Raya Hantu (2010). Disamping sebagai penulis beliau adalah seorang pengusaha bidang otomotif dan juga aktif di kegiatan sosial, seperti Lions Club Jakarta Kalbar Prima.
Pada kesempatan kali ini, mahasiswa fakultas sastra UAI mendapatkan kesempatan untuk berdialog dan membedah secara langsung isi dari buku terbaru Ibu Hanna yang berjudul Identitas. Hadir sebagai pembicara yang membedah isi buku Identitas adalah dosen-dosen Fakultas Sastra UAI, yaitu Ibu Anitasa Dewi. M.Si (Dosen Sastra China), Sherrien Sabbah. M.Hum (Dosen sastra Inggris) dan Andhikka Pratiwi. M.Hum (Dosen Sastra Inggris). Melalui ketiga dosen ini, mahasiswas sastra UAI diajak untuk menelaah setiap bagian yang ada di dalam buku tersebut. Buku Identitas ini merupakan sebuah buku yang merangkum hasil karya puisi Ibu Hanna Fransisca yang dilatarbelakangi dari kejadian serta peristiwa yang telah beliau alami hingga saat ini. Melalui buku ini, Ibu Hanna ingin mencoba memberikan gambaran mengenai sosoknya sebagai salah satu etnis yang lahir di Indonesia.
Dialog sastra ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh UAI dalam memperkaya wawasan dan pengetahuan mengenai dunia sastra yang ada di Indonesia. Melalui pemahaman tentang dunia sastra Indonesia, mahasiswa akan lebih mudah lagi untuk memahami dunia sastra yang mereka ambil. Disamping itu, semoga dengan adanya dialog sastra ini mahasiswa mampu ikut ambil bagian dalam memperkaya dunia sastra Indonesia.