Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Buka ’Leadership Training’ Pimpinan Politeknik
Jakarta – Belmawa. (11/12), Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, Intan Ahmad, Senin pagi membuka acara leadership training untuk para pimpinan politeknik penerima program PEDP (Polytechnic Education Development Project) atau Proyek Pengembangan Pendidikan Politeknik Indonesia didampingi oleh Sutarum Wiryono, Senior Manager ADB Perwakilan Indonesia, Sharon Amstrong, Direktur Kerjasama Internasional Kedubes Kanada di Jakarta, beserta narasumber dari Kanada dan Jerman.
Sebanyak 45 pimpinan politeknik hadir dalam pelatihan kepemimpinan yang menghadirkan pembicara dari Seneca College, Kanada dan Osnabruck University of Applied Science, Jerman.
Dalam sambutannya, Dirjen Belmawa mengatakan pentingnya pelatihan kepemimpinan di tingkat politeknik dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) siap pakai untuk mendukung proses industrialisasi di Indonesia.
“Ke depan pelatihan semacam ini akan terus ditindaklanjuti dengan melibatkan Pusdiklat Kemenristekdikti guna menumbuhkembangkan model kepemimpinan yang ada di lingkungan kementerian termasuk politeknik,” katanya.
Pada bagian lain sambutannya Intan mengatakan, dalam banyak ramalan, Indonesia di tahun 2050 ke depan akan menjadi negera keempat terbesar di dunia. Dalam posisi itulah dibutuhkan SDM yang mumpuni untuk menuju proses industrialisasi berkelanjutan, dan itu dipercayakan kepada lembaga pendidikan politeknik. “Politeknik dipercaya sebagai lembaga untuk menyiapkan SDM berkualitas dalam mendukung industrialisasi,” katanya.
Namun diakui Dirjen, saat ini kualitas politeknik yang ada di Indonesia masih sangat beragam, sehingga diharapkan melalui program PEDP secara berproses akan tercapai kualitas yang sama secara keseluruhan pada setiap politeknik. “Diharapkan melalui pelatihan ini akan terjadi proses kaderisasi yang diperoleh dari para praktisi melalui apa yang telah berhasil mereka lakukan baik di Canada maupun di Jerman,” katanya.
PEDP adalah program untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan politeknik dalam mendukung pengembangan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pengusaha di lima sektor prioritas yaitu agro industri, energi/pertambangan, manufaktur, pariwisata, dan infrastruktur.
Dalam pelaksanaannya proyek ini mengadopsi pendekatan terpadu, menangani prioritas akses yang merata, hasil kerja lulusan, manajemen subsektor, kualitas program studi dan relevansi. Program PEDP memberikan intervensi dalam hal peningkatan belajar-mengajar dan peralatan penelitian, revisi kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri, pelatihan guru, peningkatan fasilitas laboratorium, dan pembentukan sertifikasi dan unit pengujian sebagai respon terhadap Indonesia Qualification Framework (IQF).
Dalam perjalanannya, sejak tahun 2013, beberapa politeknik telah menunjukkan hasil positif. Indikator yang menjadi fokus pada program ini, terkait dengan peningkatan mutu dan relevansi sistem pendidikan politeknik; peningkatan akses dan kesetaraan dalam mengikuti pendidikan politeknik; peningkatan peran masyarakat dan industri dalam meningkatkan daya saing lulusan; dan peningkatan tata kelola penyelenggaraan pendidikan politeknik, berhasil dengan baik. Bahkan program ini membawa dampak ikutan yang luar biasa. Artinya, berdampak sangat signifikan pada program studi yang tidak tersentuh dalam program PEDP. (Ferry/Editor/HKLI)