Kunjungan Mahasiswa Universitas Fukushima ke UAI Dalam Rangka “Kizuna Project”
Dalam rangka hubungan persahabatan yang dalam bahasa Jepang disebut “Kizuna”, Program Studi Jepang Universitas Aal Azhar Indonesia telah menerima kunjungan dari mahasiswa Universitas Fukushima. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari dekan Fakultas Sastra, Bapak Murni Djamal, kemudian dilanjutkan oleh ketua Program Studi Jepang, Ibu Sandra Herlina.
Suasana mulai hangat terasa ketika mahasiswa dari program studi sastra Jepang menampilkan kesenian khas Indonesia, yaitu permainan angklung dan tari saman. Namun, dalam permainan angklung bukan lagu Indonesia yang dibawakan, melainkan “Ue wo Muite Arukou”. Setelah itu, mahasiswa Universitas Fukushima mempersembahkan untuk para hadirin beberapa lagu, diantaranya Kimigayo, I Love You and I Need You Fukushima, dan Kokoro no Tomo. Mulailah terasa keakraban diantara kami ketika bernyanyi bersama-sama lagu Kokoro no Tomo (Sahabat Sehati).
Setelah puas dengan acara penampilan seni dari negara masing-masing, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai tempat di sekeliling UAI dan Masjid Agung Al Azhar. Beberapa mahasiswa Sastra Jepang dilibatkan untuk membantu memandu mahasiswa Universitas Fukushima. Pada saat tibanya acara makan siang, tersuguhlah makanan khas Indonesia seperti nasi kuning dan lauknya. Namun, yang menarik adalah sebelum makan mahasiswa Universitas Fukushima diminta untuk menghitung jumlah buah yang terdapat di dalam manggis dan salah satu diantara mereka ada yang berhasil menjawabnya.
Sampailah pada inti acara, yaitu presentasi tentang bencana yang dialami akhir-akhir ini dari masing-masing pihak. Pertama-tama pemaparan dari mahasiswa Universitas Fukushima tentang bencana gempa, tsunami dan bocornya reaktor nuklir yang terjadi di wilayah Fukushima dan sekitarnya yang terjadi di Jepang pada tahun 2011. Secara ringkas, mereka memaparkan bagaimana kondisi masyarakat di sana ketika menghadapi isu “miring” seputar keadaan daerah dan masyarakatnya setelah di terjang bencana terbesar sepanjang sejarah Jepang itu. Padahal berita “miring” itu bersumber dari pengamat yang tidak melihat keadaan dan situasi secara langsung dan lebih mendalam. Mereka sering mendapat perlakuan “khusus” dan hasil pertanian banyak diragukan oleh konsumen, sehingga komoditi mereka banyak yang tidak laku dipasaran. Padahal mereka masih menjaga kualitas dari bahan makanan dan menjamin kalau bahan makanan apapun, bebas dari racun yang disebabkan oleh radiasi. Setelah itu, mahasiswa universitas Fukushima juga menjelaskan kepada para hadirin bagaimana orang Jepang bertindak tanggap ketika terjadi bencana gempa dan tsunami. Setelah pemaparan disampaikan oleh mahasiswa Universitas Fuskushima, presentasi tentang bencana banjir dan penanggulangannya di Jakarta disampaikan oleh Rahmat dan Kirana, perwakilan dari sastra Jepang 2010. Berbagai macam informasi mereka sampaikan seputar Jakarta, bencananya, hingga bagaimana warga Jakarta berusaha untuk mangatasi banjir dari waktu ke waktu.
Sampailah pada acara terakhir, yaitu sesi diskusi perkelompok yang terdiri dari tiga mahasiswa Universitas Fukushima dan tiga mahasiswa UAI. Dan dari hasil presentasi dan diskusi tersebut, para hadirin terkesan dengan keberanian dan tanggung jawab masyarakat Fukushima dalam hal menjaga kualitas pangan dari bahaya reaktor nuklir dan begitu tanggapnya masyarakat dalam menghadapi bencana, hingga ketabahannya dalam berbagai cobaan yang menimpa mereka dan mereka bersabar. Sehingga kami semua percaya pada warga Fukushima dalam hal tanggung jawabnya dan ketanggapannya dalam menghadapi bencana.
Tulisan Merupakan Hasil Karya Dari Hafiza Rahmi (Sastra Jepang 2010)