Kuliah Umum Satra Jepang bersama Mr. Masaki Katsumata, Presiden Direktur PT. KIE Indonesia (Kumon)
Sebagai salah satu sarana dalam pembelajaran aktif para mahasiswanya, Program Studi Sastra Jepang mengadakan kuliah umum dengan pembicara Mr. Masaki Katsumata sebagai Presiden Direktur PT. KIE Indonesia (Kumon). Orang nomer 1 yang berada dibalik Metode Kumon Indonesia datang ke Universitas Al Azhar Indonesia untuk berbagi kisah kesuksesan Kumon Indonesia. Beliau memberikan Kuliah Umum pada hari Senin, 26 November 2012.
Saat ini Metode Kumon telah berkembang di seluruh dunia dan telah ada di 47 negara. Sejak tahun 1993, Kumon sudah berkembang di Indonesia dan tersebar mulai dari Jakarta dan sekitarnya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Makassar, Palembang, Pekanbaru, Balikpapan dan Samarinda. Indonesia sendiri merupakan Negara yang memiliki siswa Kumon terbanyak di Asia Tenggara, yaitu 120.000 siswa dengan 570 kelas.
Selanjutnya Mr. Masaki Katsumata menjelaskan bagaima awal perkembangan Metode Kumon. Metode Kumon dicetuskan oleh Toru Kumon, seorang guru Matematika SMA di Jepang pada tahun 1954. Awalnya, dia hanya ingin membantu pelajaran Matematika anaknya, Takeshi. Toru lalu merancang soal Matematika dengan susunan yang meningkat secara bertahap dengan sasaran Matematika SMA. Soal-soal rancangannya rutin dilatihkan ke Takeshi setiap hari dalam waktu kurang dari 30 menit. Ternyata dengan cara ini Takeshi bisa mengerjakan soal kalkulus saat kelas 6 SD.
Dalam memberikan kuliah umum, Mr. Masaki Katsumata menjelaskan bagaimana Metode Kumon membantu anak dalam belajar. Metode yang dipakai oleh Kumon adalah metode belajar perseorangan. Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya, begitulah yang dijabarkan oleh Mr. Masaki Katsumata.
Dalam mendidik anak untuk belajar mandiri, disiplin dan jujur, Metode Kumon juga membutuhkan bantuan dari orang tua siswa, disamping peran pembimbing. Peranan orangtua sangat penting disini untuk membantu anak meningkatkan kemampuan belajar dan membentuk kebiasaan belajar yang baik. Begitu juga peranan Pembimbing dalam mengamati sikap belajar siswa, terutama saat mempelajari materi baru dan mengulang materi yang pernah dipelajari. Oleh karena itu dukungan Orangtua dan Pembimbing sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi anak.
Di Indonesia, selain Matematika ada juga subjek bahasa Inggris yang terdiri dari 2 program: EE (English English) dan EFL (English Foreign Language). EE diperuntukkan bagi anak yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, sedangkan EFL diperuntukkan bagi anak yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris dan bertujuan untuk membentuk kemampuan anak agar dapat memahami bahasa Inggris secara umum.