Kedatangan PM China, Wen Jiabao ke Universitas Al Azhar Indonesia (UAI)
Dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 28 – 30 April 2011, PM China Wen Jiabao menyempatkan diri untuk mengunjungi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI). Tujuan kunjungannya ke UAI adalah mengembangkan kerja sama Bahasa China dan Budaya China, budaya Indonesia dan Bahasa Indonesia dan mengunjungi Pusat Bahasa Mandarin (PBM) Universitas Al Azhar Indonesia yang menjadi satu-satunya Universitas yang memiliki pusat bahasa mandarin di Jakarta. Adapun bentuk pengembangan kerja sama itu dalam bentuk :
Peningkatan kualitas guru, mahasiswa atau dosen Bahasa Mandarin.
Mengembangkan peningkatan kurikulum pengajaran Bahasa Mandarin.
Sebagai saling kunjung dan mengunjungi antara mahasiswa dan mahasiswa, dosen dengan dosen ataupun antara pimpinan dengan pimpinan.
Sejak pukul 07.00 WIB, lobby UAI telah dipenuhi oleh Polisi Militer, Paspampres, Gegana dan beberapa orang Polisi dari Polsek Taman Puring yang menjaga keamanan mulai dari pintu masuk UAI sampai ke tempat acara berlangsung.
Wen Jiabao tiba di Gedung UAI pada pukul 09.30 WIB dan disambut oleh Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc. EE bersama dengan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh, Menko Kesra RI H. Agung Laksono, Wamen Pendidikan RI Bapak Fasli Jalal, Pimpinan YPI, Dekan Fakultas Sastra Drs. Murni Djamal, MA dan Tim Pusat Bahasa Mandarin. Diiringi oleh musiktradisional daerah Sumatera Barat, Gandang Tabuik.
Acara di Auditorium Arifin Panigoro lantai 3 UAI dimulai dengan Sambutan Rektor UAI dan sejumlah kesenian di antaranya Tari Saman Mahasiswa UAI, Paduan Suara Pusat Bahasa Mandarin UAI, Lagu berbahasa Mandarin oleh Paduan Suara Pusat Bahasa Mandarin. PM China Wen Jiabao turut menyumbangkan suara dengan menyanyikan lagu Ayo Mama dalam Bahasa Mandarin.
PM Wen Jiabao merasa betah berada di Indonesia karena penduduknya yang ramah. Beliau mengatakan, meskipun tau di UAI mayoritas agamanya Muslim, tapi beliau merasa seperti pulang ke kampung halamannya sendiri.
Pengalaman berkesan baginya ketika mengunjungi Indonesia adalah ketika pascatsunami Aceh 2004 lalu. “Saya melihat, rakyat Indonesia punya semangat luar biasa dalam menghadapi bencana,” ujarnya mengenang.